Ormas Bogor makin kurang ajar, berani tuntut upeti

Keberadaan organisasi massa (ormas) makin meresahkan warga Bogor. Pengaruh ormas saat ini sudah merambah hingga meminta jatah proyek pemerintah.

Sikap ormas di kawasan ini terlihat pada Jumat (19/6/2015) kemarin. Kantor Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kota Bogor yang hampir diserang ratusan personel ormas.

Kedatangan mereka kuat dugaan adanya tuntutan verifikasi proyek lelang yang bakal diumumkan ULP.

Menurut pengakuan sejumlah staf ULP, aksi demo dari ormas terlihat berlangsung saat pengumuan verifikasi proyek lelang.

“Mereka mah memang seperti itu, kalau ada verifikasi lelang proyek pasti mereka sudah ramai,” terang salah satu seorang staf ULP di satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Balaikota, Bogor.

Mereka, lanjut sumber itu, selain kerap meminta jatah proyek, para anggota ormas mengancam bakal menggagalkan proyek jika mereka tak diberi jatah alias upeti.

“Mereka kebanyakan merasa sok kuasa atas wilayahnya. Dan pasti memaksa agar maunya dituruti. Ini yang bikin kesulitan di lapangan,” ujar ia.

Ancaman dari ormas tersebut juga tak main-main, bagi pejabat yang mencoba menghalang-halangi ormas untuk mendapat proyek. Pejabat itu pasti kena getahnya. Misal, kasus keluarnya disposisi penundaan pemenang lelang proyek APBD pada Rabu (3/6/2015), kemarin.

Rupanya proses keluarnya surat ini sudah dirancang sedemikian rupa agar surat itu keluar dan ditujukan untuk memojokkan Wawali Bogor Usmar Hariman.

Akibat keluarnya surat itu, simpatisan ormas Forum Ormas Bersatu pada Rabu, pertengahan minggu kedua Juni kemarin menggelar aksi protes.

Para simpatisan itu dengan beringas melempar tomat busuk ke ruang Balaikota Bogor. Pendukung Forum Ormas Bersatu menyerukan agar Usmar Hariman tak mencampuri proses pengadaan barang dan jasa. Pendemo meneriakkan, aksi Usmar yang kuat dugaan melakukan penyalahgunaan wewenang itu sudah keterlaluan